SEMUT DAN SEPOTONG KURMA
Tetapi, hal iu tentu tudak membuat Nabi Sulaiman angkuh. Ia raja yang shalih dan baik hati. Bukan hanya menaruh perhatian pada rakyatnya, Nabi Sulaiman juga sangat menyayangi binatang.
Pada suatu hari, Nabi Sulaiman sedang berjalan-jalan di sekitar halaman kerajaan yang luas. Tampak pohon0pohon kurma berjajar dan hamparan pada rumput yang indah membentang. Ketika Nabi Sulaiman sedang menikmati Pagi hari yang cerah dan indah, tiba-tiba ia melihat seekor semut yang sedang membawa makanan di atas punggungungnya. Semut tersebut tampak bersemangat menjunjung makanan itu. Si semut bahkan tidak pernah mengeluh dan putus asa membawa makanan yang lebih besar dari tubuhnya itu.
Beberapa saat setelah Baginda Sulaiman mengamati, ia pun menghampiri semut tersebut. Lalu, Sulaiman bertanya. "Apakah yang engkau bawa itu wahai semut?"
Si semut agak terkejut, ia tak mengira ada yang memperhatikannya. Tapi dengan santun, si semut menjawab. "Ini adalah buah kurma yang jatuh dari pohon itu"
"Apakah engkau tidak merasa lelah membawa kurma tersebut, apalagi kurma tersebut lebih besar dari tubuhmu?" tanya Nabi Sulaiman lagi.
Si semut kemudian menjawab dengan bijak, "Ini adalah rezeki dari Allah swt berikan kepadaku. Aku malah bersyukur diberi kurma ni"
Nabi Sulaiman tampak kagum akan semut yang bersyukur. Semut tidak menyia-nyiakan apa yang diberikan padanya.
"Berapa potong kurma yang engkau yang kamu habiskan dalam satu tahun, duhai semut yang pandai bersyukur?" tanya Nabi Sulaiman lagi.
"Aku menghabiskan sebuah kurma dalam setahun" jelas si semut.
wah, bahkan semut ini menyimpan persediaan makanannya untuk waktu satu tahun ke depan. gumam Nabi Sulaiman dalam hati. Nabi Sulaiman lalu berpikir untuk menguji si semut.
"Apakah engkau yakin jika Allah akan selalu memberikan rezeki-NYA untukmu?" tanya Nabi Sulaiman.
"Tentu saja aku yakin" tegas semut.
"Kalau begitu, aku akan mengujimu. Masuklah kau ke dalam botol ini. Aku akan memberikan kamu setengah kurma ini untuk persediaan satu tahun kedepan. Botol ini akan aku tutup, dan aku akan kembali lagi untuk satu tahun kedepan" terang Nabi Sulaiman.
Maka, masuklah semut tersebut ke dalam botol. Nabi Sulaiman pun menaruh setengah kurma itu dan menutupnya.
Satu tahun berlalu. Nabi Sulaiman mengingat pertemuannya dengan si semut itu. Maka, Nabi Sulaiman pun datang ke tempat pertama kali bertemu dengan si semut, untuk melihat keadaannya.
Botol yang berisi semut itu masih ada, beliau membukanya, dan ia bernapas lega saat semut itu masih hidup. Yang lebih mengejutkan, kurma tersebut masih tersisah, tidak banyak perubahan. Padahal, Nabi Sulaiman yakin bahwa kurma tersebut akan habis tak tersisah.
ditengah keheranannya, Nabi Sulaiman bertanay. "Mengapa kurma yang aku berikan tidak kau habiskan? Bukan kah kau berkata satu kurma itu cukup untuk satu tahun?"
Dengan lantang, si semut menjawab. "Wahai Baginda Sulaiman, ketka engkau bertanya tentang jatah makanku, aku tidak mengira engkau akan memsukkan aku ke dalam botol. Sedangkan saat aku hidup di alam terbuka, aku yakin Allah akan selalu memberikan jatah kurma setiap tahun untukku"
Menurut si semut, pada saat ia berada di alam, ia tidak akan pernah takut kehabisan makanan. Karena begitu kurma itu habis, Allah swt tidak akan pernah lupa untuk memberkannya lagi. Tetapi pada saat ia berada di dalam botol, si semut berpikir untuk berhemat, akan kebutuhan hidupnya tercukupi untuk jangka yang lebih panjang lagi. "Karena hari demi hari, aku memakan kurmanya hanya sedikit demi sedikit. Dalam kurun waktu satu tahun ini, aku lebih sering berpuasa"
"Sesunggunya, ketika engkau memasukkan aku ke dalam botol, aku tidak yakin untuk bergantung padamu. Walaupun engkau seorang raja, aku takut bagaimana jika engkau tidak datang atau lupa datang kembali melihatku di dalam botol ini. Atau mungkin saja engkau tidak punya sedikit makanan untuk diberikan padaku. Padahal, yang engkau berikan ini adalah juga pemberian yang diberikan untukku?" Jelas si semut.
Nabi Sulaiman, makin kagum dengan perilaku si semut yang pandai berhemat, dan pandai bersyukur. Semut ini patut kita jadikan pelajaran.
SEKIAN DARI SAYA.
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA DAN MERASA TERBANTU.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar